“Kak, kalau sudah besar Laili ingin menjadi dokter!” kata seorang anak perempuan dengan malu-malu. Gadis kecil itu dengan senyumannya yang manis melanjutkan dengan perlahan , “Laili ingin menjadi seorang dokter anak!”
Ya, dia adalah Laili. Seorang anak perempuan
berumur 11 tahun yang mengidap kanker leukemia sejak usianya masih sangat muda,
berbicara mengenai impiannya. Tepuk tangan dari volunteers, staff IFL Bali dan
teman-teman Laili terdengar riuh mendukung impiannya. Satu persatu teman-teman
Laili menyampaikan impian mereka. Ada yang ingin menjadi tentara, pembalap
hingga pengusaha. Meskipun masih dengan raut wajah malu-malu, rasa percaya diri
dan keyakinan tetap tersirat dalam wajah mereka.
Mereka adalah anak-anak penderita
kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Bali (YKAKI Bali). Ya, mereka masih
anak-anak dan harus melakukan perjuangan yang tidak mudah untuk usia mereka,
namun hal itu tidak menghilangkan keceriaan anak-anak di wajah mereka. Pada
hari sabtu, 15 Maret 2014, IFL Bali bersama volunteer yang terhimpun dari
berbagai komunitas, melalui suatu program rutin bernama Today's to Serve,
melakukan kunjungan sekaligus berbagi semangat positif bersama anak-anak
penderita kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Bali (YKAKI Bali). Today's to Serve
adalah suatu program rutin yang diadakan oleh IFL Bali dalam rangka pelayanan
social ke komunitas, yayasan maupun tempat yang membutuhkan. Dan today to serve
kali ini diadakan untuk berbagi bersama anak penderita kanker dengan mengusung
tema #DreamBig.
Acara pertama dibuka dengan perkenalan
dan games yang menarik untuk lebih mencairkan suasana dan mendekatkan diri
dengan anak-anak. Suatu permainan yang tidak menguras banyak tenaga namun
membutuhkan konsentrasi dipilih. Salah satunya adalah permainan bebek (duck
games), dimana jari telunjuk tangan kanan akan diletakkan di atas telapak kiri
temannya. Seseorang akan bercerita mengenai bebek, dan ketika kata “bebek”
diucapkan, telunjuk tangan temannya harus ditangkap. Permainan ini mengundang
tawa dan keceriaan. Yang tertangkap telunjuknya diberi hukuman untuk menari di
depan.
Acara kemudian berlanjut dengan
menonton bersama film pendek yang memotivasi. Ada film mengenai seekor kelinci
yang nakal dan suka mengusili teman-temannya. Suatu hari ada seekor kura-kura
memiliki keinginan dan impian membangun jembatan bagi teman-temannya yang
kesulitan menyeberangi sungai kecil di hutan. Si kura-kura pun membangun
jembatannya seorang diri namun si kelinci mengganggunya. Hingga akhirnya
kelinci terjatuh dan tenggelam di sungai. Ternyata dengan sigap si kura-kura
menolong si kelinci yang sudah berbuat nakal terhadapnya. Si kelinci pun sadar
bahwa dia tidak bisa meneruskan kenakalannya lagi atas perbuatan baik
kura-kura. Dari film tersebut anak-anak diberi pengertian untuk meneruskan dan memperjuangkan
impian dan keinginan mereka meskipun banyak orang yang menentang dan
menghentikan impian mereka. Anak-anak juga diberi pengertian untuk tetap
berbuat baik kepada siapapun, meskipun itu adalah orang-orang yang telah
menentang impian mereka.
“Don’t let anyone steal your dream. It’s your dream, not theirs." - Dan Zadra
Setelah menonton film pendek bersama,
anak-anak diajak untuk memvisualisasikan impian mereka melalui dream book.
Dream book adalah sebuah kumpulan-kumpulan impian yang terangkum dalam sebuah
buku yang berisi gambar-gambar yang ingin dicapai dan dimiliki. Anak-anak
diberi pengertian bahwa apapun impian mereka, mereka mampu dan pasti bias
mewujudkannya. Terlihat antusiasme anak-anak ketika buku tulis dan kumpulan
gambar dari majalah bekas dan artikel dibagikan. Mereka mencari gambar-gambar
yang berhubungan dengan cita-cita mereka. Ada yang mencari gambar dokter,
pembalap hingga mobil impian mereka. Volunteer pun turut membantu anak-anak
menggambarkan impian mereka. Ada yang memotong, menggambar, menuliskan apa saja
yang menjadi harapan mereka di masa depan.
Setelah menggambarkan impian mereka
melalui sebuah buku, anak-anak diminta menceritakan isi dari buku impian
mereka. Meskipun masih dengan malu-malu, anak-anak itu telah memiliki gambaran
yang jelas mengenai masa depannya. Ada yang ingin menjadi koki terkenal hingga
bisa jalan-jalan keliling dunia hingga menjadi komandan tentara yang menjaga
kedamaian negeri dengan mobil tank besarnya.
Setiap
manusia memiliki mimpi. Ada yang mengejar dan mewujudkannya. Ada yang mundur
dan membuangnya. Ada pula yang diam dan hanya manyimpannya sepanjang sisa
hidupnya. Saat melihat anak-anak tersebut menuliskan dan menceritakan impian
mereka, kami yakin mereka adalah anak-anak yang memiliki impian, yang akan
mengejar dan mewujudkan impian mereka. Cita-cita dan impian mereka memang
sederhana, namun dari gambaran jelas anak-anak itu tentang masa depannya dan
bermimpi tidak mengenal batasan, terlihat mereka percaya bahwa masa depan ada
di tangan mereka bersama impiannya. Selain mereka berjuang untuk kehidupannya,
mereka juga tidak lupa berjuang untuk impiannya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan
membuat kartu ucapan (pop-up card) sederhana. Sebuah kartu ucapan yang mewakili
rasa syukur dan terimakasih mereka terhadap orang-orang di sekitarnya. Baik itu
kepada orangtua, keluarga hingga saudara dan teman-teman mereka. Semangat
anak-anak membuat kartu ucapan ini tidak sirna. Ada yang membuat untuk ibu
mereka, adik, hingga untuk para relawan. Kartu ucapan itu berisi ucapan
terimakasih dan penghargaan mereka terhadap keberadaan orang-orang di
sekitarnya.
"Every time we remember to say “thank you”, we experience nothing less than heaven on earth." Sarah Ban Breathnach
Namun sayangnya, kebahagiaan berbagi tersebut harus berakhir. Acara Today's to serve pun ditutup dengan menyanyi bersama. Anak-anak itu sangat senang menyanyi dan sudah memiliki 2 buah lagu yang mereka nyanyikan dan diciptakan oleh YKAKI Bali. Dua buah lagu yang mengundang haru diantara para volunteers dan staff IFL Bali. Lagu tentang perjuangan mereka dan semangat positif mereka yang penuh syukur dan harapan.
Banyak semangat dan harapan yang
terlihat dari Today's to Serve kali ini. Banyak inspirasi yang didapatkan dari
anak-anak penderita kanker tersebut. Ketika tujuan kunjungan ini adalah untuk
memotivasi anak-anak penderita kanker tersebut, tidak sedikit yang merasa
anak-anak itulah yang memotivasi kami dan para volunteers. Melihat semangat,
keceriaan, wajah penuh harapan dan perjuangan mereka, itulah yang mengetuk hati
nurani kami. Mereka, anak-anak yang harus berjuang untuk kehidupan mereka
melawan penyakitnya saja memiliki semangat hidup dan impian yang besar, mengapa
kita orang-orang dengan tubuh yang sehat saja tidak?
“Kami bersyukur atas hidup kami hari ini, kami bersyukur atas apa yang kami punya, kami bersyukur karena Tuhan memilih kami untuk menyatakan pada dunia bahwa Tuhan tetap baik selama-lamanya." YKAKI Bali
Ditulis oleh Ni Made Ari Astuti (@riiereiko),
Inisiator Today's to Serve YKAKI Bali & Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia IFL Bali 2013 - 2014
Inisiator Today's to Serve YKAKI Bali & Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia IFL Bali 2013 - 2014