Senin, 26 November 2012

[Publikasi] Belajar dari Kearifan Lokal untuk Membentuk Pemimpin Kelas Dunia.

Tepat 2 minggu lalu, seorang teman bercerita kepada saya tentang sebuah acara di stasiun tv nasional yang bercerita tentang ‘bagaimana harusnya seorang pemimpin itu’ , bagian yang menarik adalah ini bukan sebuah teori yang diambil dari buku tebal ilmu filsafat atau karya penulis ternama mancanegara. Kriteria ini diambil dari kearifan lokal Indonesia, yang kemudian disebut sebagai  Asta Brata (8 Kewajiban Negarawan), petunjuk memimpin negara dalam kisah Ramayana.

Lalu apa Kriteria Pemimpin Global itu yang diambil dari Asta Brata?
  1. “..rata keseluruh dunia..”. Tidak mentoleransi saudara dalam Keadilan, jauh dari prinsip Kolusi.
  2. “..tabah tanpa amarah..”. Menjadi pemimpin yang siap dicaci sebelum dipuji, dapat memberi Solusi.
  3. “..mengetahui isi hati kawula”. Mengenali apa yang diinginkan Rakyatnya, tahu membawa mereka kemana.
  4. “..tanpa pamrih dan tanpa batas”. Setia, mengharapkan kebahagian Rakyat jauh diatas kepentingan pribadinya.
  5. “..ilmu pengetahuan jadi pedoman..”. Berpegang pada Pedoman dan Pengetahuan yang mumpuni dalam mengelola Negaranya.
  6. “..musnahkan sampah Negara..”. Berperang melawan Korupsi dan Pengrusak Negaranya.
  7. “..senyuman warna Negara..”. Dicintai Rakyatnya, kehadirannya dinanti dan kepergiannya ditangisi.
  8. “..tundukkan dengan hatimu..”. Bertindak berdasar Hati Nurani.
Jika bertanya Pemimpin seperti apa yang dibutuhkan Indonesia dan Dunia, maka jawabnya saat ini adalah Kita merindukan sosok pemimpin yang ucapannya dapat dipercaya (setelah berkampanye) dan tindakannya dapat ditiru (saat dan setelah memimpin Negaranya).  Kita merindukan pemimpin yang sosoknya seperti gambar wajah yang  banyak menghiasi buku Sejarah dan Dinding Sekolah di Negeri ini, yang berani maju dengan senjata ‘seadanya’ untuk memperjuangkan kemerdekaan, yang tidak ingin dikenal atau dikenang tapi ingin dipercaya rakyatnya.

Seiring perubahan zaman, banyak paradigma pemimpin yang telah berubah dimata masyarakatnya, contoh yang termudah akan sangat banyak statement negatif bagi para calon pemimpin daerah / provinsi / Negara ini. Bagaimana Rakyat sudah mulai kehilangan kepercayaan dan loyalitasnya pada para calon pemimpin yang menyatakan siap memimpin negeri ini, mereka tidak mempercayai lagi visi besar, tapi akan lebih mengapresiasi tindakan ‘mendobrak’ walaupun itu kecil.

Lalu, Bagaimana (seharusnya ) cara membentuk pemimpin kelas dunia? Jawabannya telah dimiliki oleh Negara yang penuh dengan budaya dan kearifan lokal ini, Kita tidak memerlukan studi atau berkaca dari kepemimpinan Negara maju. Jauh sebelum mereka dikatakan Negara maju, Indonesia telah melukis,  mencatat dan mewariskan bagaimana sosok – sosok pemimpin kelas dunia yang dinanti dan dicintai rakyatnya, belajar dari kearifan lokal, salah satunya adalah Asta Brata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar