Sabtu, 15 Desember 2012

[Today's to Serve] "Harta Karun Impian" #TTS

“Hai kakak, perkenalkan kami adalah pejuang impian. Setiap hari , kami bekerja di sekitar areal pasar Badung untuk membantu orangtua. Sebagian dari kami bekerja sebagai tukang suun, tapi kami sangat bahagia. Karena di tengah hiruk pikuk keramaian pasar, kami masih di berikan kesempatan untuk belajar di aula ini setiap Jum’at dan Sabtu. Terima Kasih karena ikut berbagi kebahagiaan bersama kami.“ 


Hallo...

Sabtu, 15 Desember 2012
Ketika kecil, dunia kita di penuhi oleh mimpi – mimpi besar anak seumuran, ada yang ingin jadi Presiden, Dokter, Insinyur dan lain lain. Mungkin sekarang, impian – impian sederhana seperti ini terasa sangat langka kita dengar. Kami percaya dibalik keseharian mereka yang bekerja keras demi sesuap nasi hari ini, ada impian besar yang terpendam di dalam hati. Tema Social Activity hari itu adalah “Harta Karun Impian.”

Kegiatan ini dimulai dengan briefing 09.00 – 10.30 WITA di Lapangan Puputan, sebelum berangkat menuju Pasar Badung. Ada sambutan yang begitu antusias dari anak – anak ini, saat kami datang dan mengajak mereka untuk saling berkenalan.

'SAYAAA...'

“SAYAAAAA”, sebuah teriakan yang keluar saat kami bertanya siapa yang sudah siap memperkenalkan diri dan bermain bersama, lalu membentuk lingkaran, menikmati sulitnya mengatur 37 anak dengan latar belakang usia yang berbeda.

“Nama saya Usta, Umur saya 5 tahun dan Saya Bercita – cita menjadi Seorang Polisi.”, seorang anak kecil dengan grogi memberanikan diri menyampaikan cita – citanya.

"Saya Dicky, Calon Kepala Pasar Badung..."
“Nama kakak, Dicky, kakak bercita – cita menjadi Kepala Pasar Badung.“ kata Dicky, Ketua IFLBali, mencoba bergantian memperkenalkan dirinya.

Perkenalan pun berlanjut hingga seluruh “Pejuang Impian” (cara kami menyebut anak - anak Pasar Badung hari ini) dan tim IFLBali selesai berbagi tentang mimpi – mimpi besar masa kecilnya. Kami belajar mendengar kembali mimpi – mimpi besar yang kadang ditertawakan hari ini, karena siapa yang tahu, kalau beberapa tahun kedepan, impian – impian besar mereka yang justru akan merubah dunia.

Sesi perkenalan ini pun berakhir, seiring waktu, dinding kekakuan diantara tim dan “Pejuang Impian” mulai mencair, berubah menjadi gelak tawa dan riuh rendah semangat.

“Ayo, games berikutnya “Ular Impian” siapa yang mau jadi ketua? MAJU KEDEPAN! Kita bagi kelompoknya jadi empat.“. Dengan penuh percaya diri, 4 anak laki – laki yang berusia lebih tua dari teman – teman “Pejuang Impian” pun maju kedepan.

“Semuanya boleh ikut main dan nggak ada yang boleh milih – milih kelompoknya. HARUS BERBAUR dengan teman yang lain.” Kami mengatur kelompok dan ini adalah tahap yang sulit untuk membangun kepercayaan dan keteraturan dari mereka untuk mengikuti instruksi yang disampaikan.

'Ini nama kelompoknya apa ya...'

Permainan ini sederhana, ketua dari masing – masing kelompok harus bisa mengatur setiap barisan anggotanya dan bertindak adil. Para anggota harus siap menerima dan mendengar instruksi dari ketuanya. Permainan ini mengajarkan kerjasama dan kekompakan, membangun kepercayaan antara pemimpin dengan yang dipimpinnya.

Setiap kelompok membuat barisan dimulai dari yang memiliki badan paling rendah. Seluruh anak (kecuali satu orang pada barisan paling belakang) ditutup matanya, berpegangan kepada teman didepannya sambil mengikuti instruksi “KIRI” “KANAN” “DIAM” “JALAN” “DUDUK” dari pemain pada barisan paling belakang.

'Ini nggak zonk lagi kan..'

Setiap pemain yang ditutup matanya berusaha untuk mengambil kartu warna – warni yang telah disebar disekeliling ruangan dan ZONK sebagai benda rintangan yang tidak boleh dipijak oleh kelompoknya.

Tapi hal lucu malah terjadi, sangat susah untuk mempraktikkan teori games kelompok yang telah disiapkan. Setiap anak yang ditutup matanya berusaha mengambil kartu warna – warni sebanyak banyaknya sambil meraba lantai dan tim lain berusaha masuk ke areal permainan untuk meneriaki tim yang menginjak ZONK, anak – anak memang selalu punya dunianya sendiri. Apresiasi kecil berupa hadiah kami berikan untuk kelompok dengan kartu terbanyak, dapat menjaga kekompakan dan kerjasama timnya selama permainan. 

Games selanjutnya adalah “Harta Karun Impian”, sebuah permainan yang menantang mereka agar berani menulis impian terbesar dalam hidupnya, meletakkannya dalam sebuah kotak, untuk mendapatkan sebuah “Peta Impian” yang memberitahu bagaimana cara menuju impian tersebut.

Kotak yang berisi 'mimpi' kalian

Selesai istirahat makan siang, games selanjutnya itu adalah “Mencari Kata Mutiara”. Jadi, tim telah menyiapkan 3 kata mutiara untuk setiap kelompok yang disusun secara bersama – sama, dipandu oleh seorang dari tim IFLBali. Anak – anak diminta aktif dalam menyusun setiap kalimat, memperbaiki setiap penyusunan kata yang tidak teratur dan yang paling penting adalah mereka harus memahami artinya.

Setelah permainan selesai, hadiah pun dibagikan kepada setiap kelompok dan suatu kebanggaan ketika tim IFLBali juga mendapat bagian hadiah sebagai ungkapan ‘terima kasih’ dari mereka.

Harta Karun Impian

“Ini semua adalah “Harta Karun Impian” dari kami, Sang Pejuang Impian. Walaupun kami kecil dan harus bertahan demi apa yang harus kami makan hari ini . inilah impian – impian sederhana yang kami miliki , dan kami percaya kakak – kakak akan berjuang bersama – sama kami mewujudkan impian ini. KAMI YAKIN KAMI BISA MENGGAPAINYA.”


-------------------------
Berdasar Tulisan dari Marjoana Burjuw Harahap (@jujuburjuw), PIC & Direktur Divisi Program IFLBali.

Bagaimana Leaders, kegiatannya seru nih,
Kalian ingin ikut berbagi?
Yuk JOIN jadi Bagian TIM #3DaysToServe IFLBali!
Syaratnya hanya isi form dibawah ini dan komitmen! gampang kan? ;D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar